Sumber : Sinar Harapan

Pontianak-Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Hadi Hastowo, pada pelantikan Setiyanto sebagai Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) di Jakarta, Jumat, 6 Juni 2008, menegaskan, masalah keselamatan merupakan satu-satunya alasan para pihak yang menolak aplikasi teknologi nuklir.

“PTRKN mesti mampu menjamin keselamatan yang baku dan aplikatif, demi tercapainya keberhasilan penelitian di bidang reaktor dan keselamatan nuklir sebagai salah satu penunjang utama pembangunan bangsa,” ujar Hadi. Tambang uranium atau biji radioaktif sebagai bahan baku utama industri berbasis teknologi nuklir. Wujudnya berupa kimia logam berwarna keperak-perakan, bersifat mulur, dapat ditempa, mudah dibuat berkilat, tetapi lekas suram dan sangat radioaktif.

Nomor atom uranium (U) adalah 92. Ada dua jenis uranium, yakni U-235 dan U-238. U-238 usianya jauh lebih muda dibandingkan U-235. U-238 di reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) digunakan sebagai penghasil plutonium-239, penggerak turbin-generator, pencipta energi listrik.

Daur Ulang

Dalam operasionalnya, reaktor PLTN menerapkan sistem Daur Bahan Bakar Nuklir. Ini merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan biji uranium, pemurnian, konversi, pengayaan dan konversi ulang menjadi logam uranium. Logam uranium selanjutnya diubah menjadi elemen bakar nuklir melalui proses pabrikasi.

Bahan bakar nuklir kemudian dimasukkan ke dalam reaktor dan mengalami reaksi inti. Pada reaktor riset daya atau reaktor PLTN yang dimanfaatkan adalah panas hasil fisi, yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap yang kemudian menggerakkan turbin-generator, sehingga menghasilkan listrik.

Bahan bakar bekas dikeluarkan dari reaktor untuk didinginkan selama beberapa waktu, kemudian diangkut menuju fasilitas pengolahan ulang. Unsur uranium sisa pembakaran dan plutonium sebagai hasil belah dipisahkan untuk dimanfaatkan kembali.
Rangkaian proses inilah yang disebut Daur Bahan Bakar Nuklir, sehingga dari kacamata awam saja biaya operasional PLTN menjadi jauh lebih murah dibandingkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sayangnya aplikasi teknologi nuklir masih mengundang pro dan kontra di masyarakat. Pihak yang kontra, menilai teknologi nuklir lebih banyak mendatangkan petaka.

Acuannya, pengalaman pahit di masa lalu, seperti tragedi jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang oleh militer Amerika Serikat di tahun 1945, serta insiden bocornya reaktor nuklir di Chernobyl, Uni Soviet (Rusia) di tahun 1986 silam yang menelan korban tidak sedikit akibat terkena radiasi.

Sosialisasi

Di tengah sikap kontra, Pemerintah Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), menyatakan kesiapannya menerima aplikasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) nuklir dengan tangan terbuka dan siap sebagai daerah penyuplai bahan baku reaktor nuklir di Indonesia, untuk tujuan damai.

Kesiapan Bupati Melawi, Ambrosius Suman Kurik di Jakarta belum lama ini, setelah Batan mempublikasikan hasil eksplorasi bersama French Atomic Energy Commision (CEA), Prancis sejak 3 April 1963–1978, telah ditemukan bahan tambang uranium oksida 10.000 ton dengan tingkat ketelitian spekulatif sampai terukur di Sungai Kalan, Kecamatan Ella Hilir. Penemuan setelah pengeboran evaluasi kedalaman 24.800 meter.

Menurut Suman, sikap kontra lebih didasari ketidaktahuan masyarakat tentang peran strategis teknologi nuklir. Masyarakat sudah terlanjur memiliki pandangan yang menyeramkan tentang nuklir. Suman mengingatkan tentang urgensi sosialisasi secara kompehensif, melalui bahasa dan metode yang mudah dicerna, untuk mengeliminasi sikap pro dan kontra di masyarakat.
Diungkapkan Suman, tahapan menuju eksploitasi biji radioaktif di Sungai Kalan mesti diperjelas di kalangan masyarakat. Sementara tahun 2004, empat gubernur se-Kalimantan telah pula mengingatkan pemerintah pusat tentang betapa pentingnya keberadaan reaktor PLTN.

Pemerhati Fisika Terpakai Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Mochammad Bakau Darimin, mengingatkan semua pihak supaya berpikir jernih dan melihat kepentingan yang lebih besar dalam menanggapi program pemerintah mengembangkan dan membangun reaktor nuklir. Pengembangan reaktor berbasis teknologi nuklir memiliki peran strategis, karena sudah menyangkut kewibawaan dan harga diri suatu bangsa.

Ketersediaan bahan tambang biji radioaktif secara memadai, pasti akan selalu mendorong suatu negara secara bertahap membangun reaktor nuklir, bagi berbagai kebutuhan, termasuk kebutuhan militer (bom atom dan senjata pemusnah berhulu ledak nuklir). Implikasinya secara otomatis pula negara pemilik reaktor nuklir menjadi sangat diperhitungkan dan ditakuti negara lain.

Dari sisi kualitas, U-235 merupakan uranium murni. Seratus persen dapat langsung digunakan di berbagai kebutuhan industri strategis, termasuk sebagai bahan baku bom atom, berbagai jenis senjata berhulu ledak nuklir atau senjata pemusnah massal. Kalaupun hasil eksplorasi dinyatakan biji radioaktif yang pernah ditemukan di Indonesia masuk kategori U-235, tidak mungkin dipublikasikan pemerintah, mengingat peran strategisnya sebagai salah satu prasarana pendukung pertahanan negara, jika situasi memaksa.

Karena usianya sangat muda, untuk menjadi U-235 maka U-238 terlebih dahulu mesti melalui proses pengayaan melewati reaksi paruh inti atom pada periode tertentu di dalam tabung reaktor nuklir. Proses inilah yang sering kali memicu kontroversi di kalangan masyarakat internasional terhadap negara pemilik reaktor nuklir.

Akan tetapi, dampak kegiatan pengayaan uranium, telah membuat Pakistan, India, Jepang, Israel, Australia dan Iran sebagai negara yang disegani negara tetangga. Jadi, suka atau tidak suka, keberadaan reaktor nuklir dijadikan alat tawar, alat melecehkan dan sekaligus alat penggertak dalam hubungan diplomatik dengan negara lain.n

One response to “Kalbar Siap Suplai Uranium Reaktor Nuklir”

  1. sekarang kita mestinya mengkaji ulang apa yang dimaksud dengan ‘kemajuan’ itu. apakah yang memiliki daya perusak atau pemberi manfaat. mudharat nuklir pastinya lebih banyak apalagi kita masih banyak memiliki sumber energi alternatif lain…. jangan ambil resiko.

Leave a comment

Trending